Iblis pernah datang kepada Nabi Idris As dalam wujud
manusia. Dia ingin menggoda beliau.
Kepada Idris, iblis bertanya “Aku ingin beriman kepada
Tuhanmu, tapi aku meragukan kekuasaanNya”.
Idris menjawab, “Apa yang membuatmu ragu kepada Kekuasaan Tuhan?”
Iblis berkata “Aku
mendengar bahwa Dia Maha kuasa, mampukah Ia memasukkan dunia ini kedalam
sebutir telur yang aku bawa ini tanpa mengubah ukuran dunia menjadi kecil atau
mengubah ukuran telur menjadi besar?”
Nabi Idris yang sedang menjahit menjawab dengan tenang, “Jangankan
memasukkan dunia kedalam telur, memasukkan dunia kelubang jarum ku ini pun
Tuhanku bisa melakukannya dengan mudah”
Iblis keheranan, “Bagaimana mungkin?”
Tanpa menjawab, Nabi Idris langsung menusukkan jarum yang ia
pegang ke bola mata iblis. Beliau tahu kalau yang datang padanya itu adalah
iblis.
Sekian ribu tahun setelah Kejadian tersebut, pertanyaan yang
sama kembali terlontar dari seorang Yahudi kepada murid Imam Ja’far ash-shadiq
yang beranama Hisyam bin Hikam.
Yahudi tersebut bertanya, “Mampukah Tuhan memasukkan planet
bumi ke dalam telur tanpa merubah ukuran keduanya?”
Melihat Hisyam mengernyitkan dahi tanda bingung, orang
yahudi tersebut berkata, “Aku memberikan waktu 1 tahun untuk menjawab
petanyaanku.
Berangkatlah Hisyam menemui gurunya, Imam Ja’far ash-shadiq
dan mengajukan pertanyaan yang membuatnya pusing tersebut.
“Wahai Hisyam, lihatlah sekelilingmu. Apa yang kau lihat?”
Tanya Imam Ja’far ash-shadiq
“Aku melihat engkau wahai guru, langit, gunung, onta,
pepohonan” jawab Hisyam.
“Allah lah yang maha kuasa memasukkan Aku, langit, gunung,
onta, pepohonan, padang pasir kedalam bingkai matamu yang kecil itu. Tentu
Allah maha kuasa memasukkan planet ini kedalam telur tanpa membuatnya menjadi
besar atau menmperkecil planet ini.
Tak menunggu setahun, Hisyam pun langsung menemui orang yahudi tadi dan menjelaskan jawaban yang diberikan oleh gurunya.Yahudi itupun memeluk Islam.
Inilah yang dimaksud Nabi Idris ketika menusuk mata iblis
dengan jarum, untuk mengeluarkan alam semesta dari mata iblis.
(sumber: the prophetic wisdom oleh Miftah Fauzi Rakhmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar